Mengapa? (2)

ditulis oleh: AMANGAS.ART

……………………… sambungan cerbung mengapa (1)

Ngeeeeeeeeeek……. 

Kubuka perlahan, waspada akan bahaya yang sekiranya datang.

Lega rasanya melihat ruangan kelas yang kosong. Namun, rasa gelisah tetap muncul. Ini artinya, aku tak mendapatkan jawaban dari segala misteri ini. Pusing keras tiba-tiba menyerang dan muncul di kepalaku. Mungkin karena beban pikiran yang menimpaku terlalu besar, dan tak ada seorangpun yang dapat membantu.

Kursi kelas yang kosong terlihat nyaman untuk dinikmati. Ingin rasanya melepas rasa penat dan beban pikiran yang berlebih ini dan merilekskan badan.  Aku pun berjalan terengah-engah menahan pusing yang berlebih menuju kursi kelas yang menggoda.

Duuukk… 

Tiba-tiba seluruh kelas menjadi tempat yang mengerikkan, disinilah aku mulai memahami sesuatu.

Kulihat pemandangan mengerikkan itu berada tepat di depan mataku. Baru saja aku menghempaskan badan ke atas kursi kelas, seluruh hal yang tersembunyi mulai terlihat jelas sekarang. Mayat-mayat mutilasi bergeletakan dimana-mana. Seluruh meja dan kursi penuh dengan lumuran darah yang berceceran dimana-mana. Terlihat dua siswa yang masih duduk dengan tegang di sisi-sisi kelas, menghadap khidmat ke guru perempuan yang menjelaskan di depan. Selain itu, terdapat pula seorang siswi yang dikelilingi dua orang laki-laki berjubah hitam yang membawa pisau daging besar. Setelah kucermati, ternyata guru itu memberi pertanyaan mengerikan ke siswi tadi.

    “wahai murid cantikku, hasil dari jeritan dan penderitaan adalah?” tanya bu guru ke siswi itu.

Pada dasarnya, kulihat ia seperti guru-guru biasanya, berpakaian rapi dan memegang satu buah kapur di tanganya. Namun, saat ia melontarkan pertanyaan, muka dan sikapnya berubah drastis, seram dan menjijikkan.

    “eeemmmmm… sesee…..sesee….sesebuah penyesalan bu.” Jawab siswi itu dengan pola bicara yang gemetar ketakutan. Sebuah tanda yang jelas bahwa ia telah mendapat banyak tekanan darinya.

    “salah. jagal! silahkan.” Matanya melotot ke arah siswi tadi, membuat bulu kuduk ini bergetar.“tidak…., jangan…, jangan……., jangan….., aku mohon jangan……….” kepala dan badanya dihantamkan dengan keras ke meja oleh dua orang yang disebut jagal. Ia menarik kedua lenganya ke belakang. akhirnya pisau yang mereka berdua bawa dari tadi mulai menunjukkan aksinya. Mulai dari lengan, punggung, lutut, mereka berdua potong-potong dan mutilasi per-bagian. Hanya menyisahkan leher dan badan yang masih menyatu utuh. Jerit kesakitan menggema keluar terus-menerus, membuat siapapun yang mendengarnya ketakutan, denyut nadi pun bergetar yang semakin cepat dan cepat, tak berarah, membuatku sedikit gila memikirkanya.

Sebarkan lewat:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×

Assalamualaiku Wr. Wb !

Silakan Hubungi Kami..

× Assalamu'alaikum...